Minggu, 20 April 2014

copy dr group sebelah tentang pendidikan sex anak

Pendidikan Seksual untuk anak usia 0-7 tahun

Artikel mak Ida Nur Laila
“Hah? Nggak salah tuh?”
Mungkin ada yang terkejut melihat judul di atas. Bagaimana mungkin anak sekecil itu sudah diajari pendidikan seksual?
Eit, jangan salah sangka dulu…Yang namanya mendidik anak, memang harus dimulai sejak dini. Yup,  bahkan sejak masih merencanakan punya anak.
Sebagian bunda lebih suka mengenalkan pendidikan seksual ini dari sudut pandang sain dan anatomi. Saya mengajak untuk melengkapi dengan melihatnya dari sudut pandang ibadah/agama. Nah baca selengkapnya ya…
Usia 0-2 tahun adalah usia bayi pada masa penyusuan.
Bagaimana pendidikan seksual pada usia ini?
Sekalipun bayi kita seolah belum mengerti apa-apa, sesungguhnya mereka selalu belajar melalui indera dan rasa, maka selayaknya orang tua mulai menanamkan rasa malu dengan cara tidak mengumbar aurat bayi di sembarang tempat. Saat memandikan, mengganti baju, mengganti popok, mencebok bayi, diusahakan dalam ruang tertutup. Jika di tempat terbuka, tutuplah auratnya dari pandangan orang lain dengan selembar kain misalnya.
Saat sang ibu menyusui bayi, maka hanya bayinya yang berhak untuk berinteraksi dan melihat aurat bagian atas ibunya. Kakak-kakak bayi yang sudah tidak dalam masa menyusu, sudah tidak berhak untuk melihat nenen bunda. Penting diketahui bahwa menjadi ibu susu untuk anak lain hanya berlaku saat anak susu masih berusia dibawah dua tahun. Tidak boleh menyusui anak orang lain (menjadi ibu susu) bagi anak yang berusia lebih dari 2 tahun. Para bunda selayaknya bersiap menyapih anak pada saat usia 2 tahun. Jika ada masa toleransi masa penyapihan, maka usahakan hanya beberapa bulan saja, bukan berbilang tahun.
Orang tua yang melakukan proses hubungan suami istri, tidak boleh disaksikan oleh anaknya sekalipun masih bayi. Bahkan suaranyapun tidak boleh terdengar oleh bayinya. So, lakukan hanya saat bayi tidur atau saat tak ada bayi/anak dalam ruangan orang tua.
Prinsip pada masa ini: berusaha menutup aurat anak dan aurat diri.
Usia 2-4 tahun memasuki masa penyapihan, semestinya anak (disebutnya anak, bukan bayi lagi) sudah tidak boleh melihat nenen. Pada usia ini, anak mulai diberikan pemahaman tentang menutup aurat mugholadzoh (aurat berat), yakni qubul dan dubul. Sudut pandang psikologi menyebut usia 1,5-3 tahun adalah fase anal dan dilanjut dengan fase uretral. Ditandai dengan matangnya syaraf otot sfingter anus, sehingga anak mulai belajar mengatur berak dan nantinya pipis.
Anak kadang memegang-megang alat kelaminnya. Bagaimana sikap yang tepat?
Anda dapat mengalihkan tangan anak anda untuk melakukan aktivitas lain yang lebih manfaat seperti melipat kertas, memainkan tali dan mainan lain yang akan menyibukkan dan melatih tangannya. Lakukan dengan lembut. Pada saat yang tepat, beri pengertian untuk untuk tidak banyak menyentuh alat kelaminnya kecuali ada keperluan seperti mau pipis, atau ada keluhan sakit. Jika anak bertanya mengapa tidak boleh memainkannya?
Saatnya anda memberi tahu tentang sopan santun, bagian tubuh yang wajar untuk dilihat dan dipegang.
Toilet training memasuki saat yang penting untuk tuntas pada masa ini, sehingga anak  belajar mengontrol kapan ia harus bab dan bak. Anak diajari untuk tahu dimana dan dengan siapa ia harus meminta tolong melakukan aktivitas tersebut. Beritahukan pada anak, siapa saja orang yang boleh menolongnya.
Semua larangan yang berlaku pada masa bayi, terus berlaku pada masa ini, seperti menutup aurat orang tua dan anak. Saya pernah mendengar orang tua yang mengajak anak mandi bersama. Jika sesekali melakukannya untuk bersenang-senang, usahakan lakukan dengan anak yang berjenis kelamin sama dan orang tua tetap memakai baju basahan/baju renang, tidak boleh membuka aurat di depan anak.
revo perpus
Usia 4-7 tahun anak sudah sampai pada pemahaman bahwa dia hanya boleh dicebok dan dilihat auratnya oleh mahram atau pengasuh yang dipercaya (atau ibu guru di sekolah). Seiring proses, anak dilatih untuk melakukan proses istinjak sendiri secara benar. Inilah saat anak mengenal secara istilah dan praktek bahwa prosesi cebok, adalah bagian dari ibadah, yakni bersuci. Pada saat usianya maksimal 7 tahun, anak semestinya telah pandai melakukannya dengan benar.
Ini juga fase tepat anak belajar untuk dipisahkan tidur dari kamar ortu. Tetap harus diingat bahwa sekalipun anak boleh tinggal/ tidur di kamar ortu, namun dalam proses hubungan suami istri, tetap tidak boleh ada anak di dalam kamar. Selain itu, anak juga dikenalkan pada area tubuh yang tidak boleh dilihat dan disentuh oleh orang lain. Hal ini untuk mencegah anak menjadi korban pelecehan seksual.
Sampaikan pada anak:
“ Nak, tidak boleh ya orang lain memegang bagian tubuhmu selain tangan dan lutut ke bawah, anak yang sopan juga tidak boleh memegang pantat orang, atau perut, tanpa seijinnya…”
Anak tidak hanya belajar memproteksi diri, namun juga belajar tentang sopan santun pergaulan, dalam perkataan, perbuatan dan menjaga pandangan.
Misal kita dalam perjalanan dan melihat ada orang yang pipis sembarangan, apakah orang dewasa atau anak. Ajak anak menjauh dan katakan bahwa yang demikian tak boleh dilihat, apalagi ditiru.
Proses identifikasi gender biasanya mulai usia ini. Ia bertanya dan mulai mengerti perbedaan laki-laki dan perempuan. Bagian dari pendidikan seksual adalah orang tua mengawal masa pembentukan identitas ini agar tidak terjadi penyimpangan. Saat anak melihat tontonan yang merancukan pemahaman jender, lelaki berpakaian dan bertingkah perempuan, atau sebaliknya?  Berikan penjelasan untuk anak, bahwa manusia diciptakan laki-laki dan perempuan, maka masing-masing harus menjalankan perannya dan tidak boleh bertukar karakter atau jenis kelamin. Ajarkan dan contohkan sikap dan pakaian yang sesuai. Eh dengan bahasa anak-anak tentunya.
Usia 7 tahun adalah salah satu terminal penting. Target pencapaian :
  1. Anak sudah memahami batasan aurat.
  2. Anak memiliki konsep gender yang sesuai antara fisik dan mental psikis.
  3. Anak dapat melakukan proses bersuci/istinjak/cebok secara mandiri dan benar.
  4. Belajar untuk menutup aurat secara sempurna.
  5. Anak mengerti dan mempraktekkan adab pergaulan.
  6. Anak telah dipisahkan tidurnya dari orang tua.
  7. Anak belajar adab meminta ijin memasuki kamar orang tua.
Ulasan sederhana ini jauh dari sempurna, anda mau menambahkan? Lain kali saya sambung untuk usia selanjutnya.

Minggu, 09 Maret 2014

Awas..!! Hati-Hati, TAHU TEMPE BAHAYA UNTUK KESEHATAN..!!

penting untuk di baca, kalau perlu bagikan ke facebook kamu, tandai semua temenmu

Ternyata terlalu sering mengkonsumsi tempe dan tahu dapat menyebabkan darah tinggi atau dalam istilahnya di sebut hipertensi.

Beberapa penelitian membuktikan, responden yang mengkonsumsi tempe dan tahu selama 15 hari berturut-turut hasilnya cepat naik darah, suka menggebrak meja dan berkata,

Ini lagi, ini lagi..!

Gak ada makanan laen, apa...?!

Cerita salah ke dokter

Cerita salah ke dokter

Gw pas pertama kali tau hamil itu ceritanya aneh banget, jdi wktu itu belum telat trus iseng2 tespack dan hasilnya negatif, ya jelas dong belum keliatan secara waktu itu kan waktu haid masih kurang 1minggu hehehhee........(ngarep bnaget pengen punya anak cepet2)

setelah itu seminggu kemudian gw mual2 n muntah2 pagi hari smp keluarin darah krna saking kerasnya gw muntah.....
secara dong pagi itu gw langsung cabut k dokter buat periksa sampe ijin dr kantor buat dateng telat hehehe, habis itu gw daftar di dokter Spesialis penyakit dalam (dasar orang oneng y, lah wong tunggu2 hamil pas muntah2 malah k dokter spenyakit dalam) maklum anak kosan yang jauh dr orang tua dan suami jadi parno aja liat darah2 hehehe.....

y...iyalah gw ksana secara gw kan seminggu sebelumnya udah tespack  n negatip :-) pas masuk ruangdokter penyakit dalam, gw crita dong klo pagi ini mual n muntah sampe berdarah2 gitu, gw takut kalo itu gara2 penyakit mag/thypus gw yang kambuh. Terus dokternya tanya sebelumnya suntik TT disana buat syarat nikah bukan??
gw jawab iya lah...........masak gw suntik tetanus krna gw kena tetanus, emang gw penyakitan napa hehehe......

Akhirnya gw disuruh ke Lab buat priksa kehamilan dulu, kalau nanti gw gak hamil bakal d periksa perutnya pake kamera kecil yg d masukin lewat mulut, serem bener y...........ada kamera masuk lwat mulut kita n syuting isi perut Qta :-(

akhirnya pas gw ke Lab gw disuruh pipis n mau d periksa, akhirnya yang gw tunggu dateng juga hasil pemeriksaan Lab gw, dan hasilnya POSITIF HAMIL (Seneng deh).......
Setelah itu gw d kaish rujukan dari dokter penyakit dalam buat ke dokter kandungan USG dulu,...

LDM waktu hamil

Hamil dan berjauhan dari suami

Saat mengetahui hamil pada bulan April 2012 saya bingung antara harus bahagia/ sedih, karena emang waktu itu saya dan suami masih LDM saya di Klaten dan suami di Jakarta...
Tapi setelah menjalani sendiri akhirnya semua terlewati dengan baik, awal-awal kehamilan memang merepotkan terlebih lagi saya mengalami mabok yang lumayan parah  sampai usia kandungan 5 bulan :-)

Tiap pagi rasanya mual, mau muntah, pusing dan pernah sampai kepingin pingsan...
Suami pulang 2minggu sekalii itupun hanya Sabtu-Minggu saja, dan saat pulang itupun suami juga cma nongkrong nonton TV saja :-(

Saya juga sempet gak doyan makan nasi, jadi makannya hmpir tiap hari kupat tahu di alun-alun Klaten hehehee...
ngemil malem makan buah-buahan, dan klo makan indomie tetep lanjut  walaupun jarang banget hehehe...

Saya juga ganti2 dokter sampai beberapa kali d  Klaten hehehe.......

luthfi 1 tahun

Perkembangan Luthfi saat sudah 1 tahun
sekarang dia sedang asyik-asyiknya bilang Hek...ini...
sudah jago lari-larian, sudah punya kemauan sendiri dan kalau lagi ngambeg pasti langsung lari dan tidur-tiduran di lantai sambil merengek-rengek (sebenernya ngadem apa ngambeg ya???habisnya klo ngambeg kabur dan bobonya d lantai hehehee...........)
sampai sekarang saya masih LDR dengan papahnya Luthfi, mudah2an cepet bisa kumpul y.........


Senin, 03 Maret 2014

12 kata Jangan Menunggu

  1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah maka kamu kian bahagia
  2. Jangna menunggu kaya baru sedekah, tapi bersedekahah maka kamu semakin kaya
  3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah maka kamu akan termotivasi
  4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan
  5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, tapi pahamilah orang itu maka orang itu paham dengan kamu
  6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis, tapi menulislah makan inspirasi akan hadir dalam tulisanmu
  7. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi bekerjalah makan proyek akan menunggumu
  8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi berlajarlah mencintai maka kamu akan dicintai
  9. Jangan menunggu banyak yang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah bukan sekedar uang yang datang, tapi juga rejeki yang lainnya.
  10. Jangan menunggu contoh baru begerak mengikuti, tapi bergeraklah maka kamu akan menjadi contoh yang diikuti.
  11. Jangan menunggu sukses baru bersyukur, maka bertamabah kesuksesanmu.
  12. Jangan menunggu bisa baru melakukan, tapi lakukanlah! Kamu pasti bisa!
Dan jangan menunggu lama lagi untuk membagikan tulisn ini kepada semua rang yang anda kenal, sehingga kita semua tersadarkan.                       (Karnan99)